Jatuh cinta memang indah rasanya, ada yang dicintai, ada yang dirindukan, dan ada yang bisa dijadikan objek harap. Namun, bila rindu itu diperuntukkan untuk wanita atau lelaki yang sudah beristri, alih-alih kebahagian yang diperoleh, malah sengsara yang didapat. Selain menghancurkan rumah tangga orang lain, selingkuh juga dapat merusak kebahagiaan hidup seseorang bahkan suatu keluarga.

Pereselingkuhan batin sering terjadi karena dianggap sebagai jalan pintas bagi masalah yang ada dan dianggap bisa menjadi 'jendela' yang menghembuskan angin segar bagi sebuah kamar yang pengap

Selingkuh adalah suka menyembunyikan sesuatu untuk kepentingan sendiri, tidak berterus terang, curang, serong atau suka menyeleweng. Perselingkuhan sendiri berarti suatu hubungan pribadi di luar pernikahan, di dalamnya ada unsur relasi yang pribadi dan melibatkan sekurang-kurangnya satu individu, baik yang berstatus menikah dan yang satunya belum menikah, atau keduanya sudah sama-sama menikah.Sudah tidak asing lagi, perselingkuhan tidak hanya dilakukan oleh lelaki saja, wanita juga bisa melakukannya. Disukai atau tidak, kenyataannya ada banyak godaan bagi suami istri di luar rumah. Seseorang yang hidupnya tidak dilandasi oleh keimanan dan kesetiaan dengan pasangannya, bisa saja terjebak dalam perselingkuhan. Ketika seseorang merasa selingkuh itu indah kalau tidak ketahuan, ditambah lagi melihat banyak teman melakukannya, akhirnya hal ini mendidik masyarakat bahwa perselingkuhan itu sebagai hal yang wajar dilakukan semua orang.

Semakin meningkatnya tendensi perselingkuhan kaum wanita saat ini kemungkinan besar disebabkan pula oleh semakin sulitnya mencari penghidupan dan budaya konsumtif yang semakin bebas menyebar di berbagai media masa. Selama dunia ini berjalan, tampaknya perselingkuhan akan terus ada dengan segala bentuk dan permasalahan yang berbeda.

Sumber: d'sari Magz, Vol. 10 Th.01 16 November - 15 Desember 2009